Asean youth Interfaith Camp 2017 bertemakan "Tolerance in Diversity for ASEAN and World Harmony" berlangsung pada tanggal 28-30 oktober bertempat di UNIPDU Jombang, yang dihadiri oleh 150 pemuda Asean terdiri dari 22 negara, Singapura, Brunei Darusalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Laos, Filipina, Thailand, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, Panama, Madagaskar, Lithuania, Inggris, Hungaria, Maroko, Mesir, Tanzania, Belanda, salah satu tujuan diadakan kegiatan ini adalah memperkenalkan konsep Islam Nusantara sebagai type dari toleransi dalam perbedaan antara masyarakat di Indonesia.
Mahasiswa Wiraraja Sumenep menjadi salah satu peserta pada kegiatan AYIC 2017 yang diwakili oleh mahasiswa Teknik sipil, R.Moh.Nanda Bagas Ananta Malta, dalam kegiatan ini banyak sekali pengalaman yang didapat karena setiap peserta share tentang agama dan budaya di daerah masing-masing, "pastinya saya juga mempromosikan kampus Wiraraja" tegasnya.
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla hadir pada kegiatan tersebut, Jusuf Kalla menjelaskan sebenarnya semua agama itu mengajarkan hal yang sama, yaitu mengajarkan hal kebaikan,dalam kegiatan ini kita bisa saling bertukar fikiran, mengetahui satu sama lain dan bisa memunculkan ide-ide untuk kedamaian ASEAN.
Di hari ke-2 diadakan deklarasi jombang, deklarasi ini mengangkat isu dan memerlukan solusi, di akhir sesi, setiap tim diskusi akan diangkat hasil laporan dan memersembahkannya pada deklarasi jombang serta rencana AYIC selanjutnya.
Semetara itu, malam puncak penampilan budaya menampilkan tarian atau kebudayaan masing-masing dari perwakilan negara. Dalam kegiatan AYIC 2017 ini para peserta selain dibekali pengetahuan dari seminar internasional, mereka juga pergi ke tempat keagamaan di jombang dengan tujuan dapat mengerti akan pentingnya toleransi dalam perbedaan, lokasi yang dituju diantaranya, Taman Asean, Budha Tidur, Gereja Kristen Jawa Wetan, Desa Ngepeh, Hong San Kiong Pagoda, dan Makam Gusdur.
"Desa Ngepeh menjadi salah satu contoh daerah yang nilai toleransinya sangat tinggi, saya melihat penduduk yang berbeda agama dapat hidup berdampingan tanpa ada konflik" R. Moh. Nanda Bagas Ananta Malta perwakilan mahasiswa Universitas Wiraraja Sumenep, terdapat pura, masjid dan Gereja yang lokasinya berdekatan, terangnya. (frl/bgs)