Peran Sarjana Pertanian Mewujudkan Indonesia Maju
Wakil Dekan II Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja Isdiyanto, S.P., M.P.

Peran Sarjana Pertanian Mewujudkan Indonesia Maju

“Kemajuan Suatu Bangsa Sangat ditentukan oleh kemajuan sektor pertaniannya”. Ungkapan demikian, tentu bukanlah ungkapan yang berlebihan. Realita tersebut telah diungkapkan oleh banyak tokoh bangsa, diantaranya Presiden Republik Indonesia (RI) pertama bahwa “Persoalan pangan merupakan persoalan yang manyangkut hidup-matinya bangsa”. Di dalam masyarakat Madura dikenal istilah “oreng atako’an ka lapar e tembang ka mate” (orang lebih takut tidak makan dari pada mati, baca). Lebih lanjut, Suhendra (2004) menyatakan di banyak negara, sektor pertanian yang sukses merupakan prasyarat untuk pengembangan sektor industri dan jasa.

Demikian penting dan strategisnya sektor pertanian, sehingga diperlukan kemampuan keilmuan dalam mengelolanya. Negara maju dapat dilihat dari SDM yang dimiliki dan seberapa besar potensi yang dimiliki mampu dikelolanya secara tepat dan keberlanjutan. Konon Negara Indonesia yang digambarkan sebagai “serpihan surga” yang terlempar ke bumi, tidak akan dapat digukan untuk kesejahteraan bangsa, jika anak bangsa ini tidak mempunyai kemampuan untuk mengelolanya. Tugas dan tanggung jawab ini, tentu harus melekat pada Insan Pertanian dan menjadi cita-cita lulusan Sarjana Pertanian.

Perguruan tinggi (Fakultas Pertanian), yang mempunyai expert teknologi dan mahasiswa, harus melaksanakan aktifitas Tri Dharma (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian) yang sinergis dengan pembangunan pertanian. Mahasiswa Pertanian harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mendukung tercapainya kompetensi yang harus dimiliki sebagai syarat mutlak untuk menjadi sarjana pertanian dengan profil spesifik yang akan dijalani di dalam masyrakat. Perguruan tinggi, harus melahirkan generasi yang secara kapasitas intelektual mumpuni dan setia kepada kesadaran idealisme untuk memberikan perubahan yang signifikan terhadap pembangunan pertanian.

Pemerintah dalam meneguhkan peran perguruan tinggi untuk mengahasilkan “ilmuan” dewasa ini diwujudkan melalui program merdeka belajar dan kampus merdeka (MBKM). Oleh karenanya, MBKM jangan dipandang hanya sebagai “pertukaran dan penyaluran minat” mahasiswa, dimana  mahasiswa masih dianggap sebagai penuntut ilmu. Pelaksanaan program MBKM, harus mampu memberikan fasilitasi kepada mahasiswa dalam menemukan ilmu yang mendukung kompetensi dari spesifikasi keilmuannya. Spesifikasi berwawasan global, terhadap keilmuan inilah yang menjadi kebutuhan mahasiswa Indonesia.(*)