Laboratorium menjadi salah satu ikon perkembangan ilmu pengetahuan, terutama sejak abad modern. Untuk mendalami sains karenanya keterampilan melakukan berbagai aktivitas di laboratorium menjadi salah satu syaratnya. Laboratorium IPA berdasarkan peraturan mengenai sarana dan prasarana sekolah juga menjadi sesuatu yang wajib ada dan digunakan di sekolah untuk mengajarkan IPA.
Penggunaan laboratorium untuk kegiatan pembelajaran IPA terutama di Sumenep tampaknya masih belum berjalan baik. Hal ini terutama disebabkan oleh orientasi para pengajar pada teori di buku-buku teks. Selain itu anggapan bahwa praktikum di laboratorium adalah kegiatan yang melelahkan dan mahal turut menjadi penyebab ditinggalkannya metode pengajaran ini.
Belajar di Laboratorium sebenarnya bukanlah aktivitas yang harus selalu mahal atau rumit. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual kita para guru dapat merancang aktivitas praktikum di laboratorium yang sederhana dan murah. Untuk tujuan inilah maka Prodi Pendidikan IPA FKIP Universitas Wiraraja Sumenep mengadakan program Aktif Sains di Laboratorium (ASL). Dalam program ini diharapkan para guru dan siswa memperoleh pengalaman untuk melakukan praktikum sederhana di laboratorium dengan tetap melatih mereka untuk mengembangkan keterampilan ilmiah seperti mengamati, mengukur, menduga, menganalisis, menyimpulkan ataupun berkomunikasi.
Salah satu pelaksanaan program ASL berlangsung pada tanggal 04 Desember 2014. Sekolah yang menjadi mitra pada acara tersebut adalah MA Al Amien Prenduan Sumenep. Sebanyak dua belas siswa dan dua guru terlibat dalam pelatihan praktikum tersebut. Pemantapan dasar-dasar keterampilan proses disajikan dalam bentuk paparan materi, praktik dan dialog. Mereka juga dilatih untuk menuliskan hasil praktikum secara formal maupun informal untuk publikasi di mading sekolah. Alhamdulillah peserta tampak antusias mulai dari kehadiran yang tepat waktu hingga sesi dialog dan pemberian cenderamata.
Tim ASL terdiri atas empat orang yaitu Habibi sebagai ketua pelaksana, Junaidi sebagai instruktur, Al Qariah sebagai petugas administratif dan Melly sebagai penanggung jawab instrumen lab dan konsumsi. Kelompok kecil ini berupaya menciptakan kondisi lab dan praktikum yang tidak terlalu formal. Harapannya siswa yang masih asing dengan kondisi laboratorium di Prodi Pendidikan IPA tidak menjadi tertekan.
Analisis dari beberapa fase dalam ASL, tampaknya kesulitan tertinggi siswa adalah pada aktivitas menulis. Kemungkinan besar karena memang pengajaran yang mereka alami sehari-hari tidak diarahkan untuk menulis secara mandiri pikiran yang mereka miliki. Kondisi ini memberi masukan bagi tim ASL untuk merancang aktivitas yang lebih dapat mengarahkan siswa pada aktivitas penulisan hasil praktikum secara baik di masa yang akan datang.